Minggu, 26 Mei 2013

Saat Jilbab Terasa Berat


Beberapa Faktor Penting yang menyebabkan wanita bertabarruj (Memamerkan Diri)

            Pengertian jilbab tidak terpaku pada nama, jenis dan tidak pula warnanya. Jilbab adalah setiap baju yang dikenakan wanita untuk menutupi seluruh tempat-tempat perhiasan. Berjilbab lebih dari sekedar mengenakan kerudung yang bisa menutupi dada, karena jilbab bisa memuat seluruh tubuh wanita dan menyembunyikan semua perhiasan yang menempel diraganya, atau menggambarkan body tubuhnya. Sebab itu, busana yang menggambarkan lekuk tubuh haram ia kenakan di hadapan lelaki asing.
            Wajib wanita mengenakan jilbab syar’i saat ia telah menginjak usia baligh, maka haram baginya bertabarruj.
            Kata tabarruj bila diperuntukkan wanita, memiliki tiga pengertian:
a.       Menampakkan wajah dan kemolekan tubuh pada laki-laki asing.
b.      Menampakkan keindahan perhiasan dan busana
c.       Memamerkan diri dengan berjalan lenggak-lenggok dan sombong.
Sedang tren tabarruj dan menampakkan perhiasan serta emas yang sangat digemari para wanita jaman ini, mereka keluar rumah dalam keadaan menimbulkan fitnah dan terkena fitnah, membuka kepala, leher, betis atau lengan. Itu termasuk tindak kemungkaran terbesar dan menyelisihi syariat, pun mengundang kemungkaraan, hukuman dan turunnya siksa Allah.
Secara umum, perhiasan memiliki tiga pengertian:
Ø  Pakaian yang indah
Ø  Perhiasan (emas, permata, dll)
Ø  Segala yang dikenakan wanita untuk memperindah kepala, wajah dan organ-organ tubuh lain yang pada zaman ini lebih populer dengan sebutan “make up”.
Ketiga jenis ini termasuk perhiasan wanita yang tidak boleh di perlihatkan pada kaum laki-laki selain yang dikecualikan Allah.
Beberapa faktor penting yang menyebabkan Wanita bertabarruj
1.      Tiadanya rasa takut kepada Allah. Manakalah wanita kembali menyandang busana takwa kepada Allah, berhenti dari semua larangan dan batasan-Nya serta ridak mendekatinya, kemudian menepati perintah-perinyah-Nya dengan melaksanakannya niscaya semua itu sanggup mengantarkannya pada akhlak malu dan iffah.
2.      Membeo dan mengikuti model busana yang datang dari bangsa barat dan timur. Sangat ironis, banyak kaum muslimat yang mencap sikap tidak menirudunia fashion wanita kafir dan munafik sebagai keterbelakangan dan ketertinggalan jaman.
3.      Semangat kompetisi di antara wanita-wanita muslimah dalam mengikuti perkembangan fashion dan memakai mode pakaian paling mutakhir.
4.      Tersedianya beraneka ragam model dalam dunia seni jahit-menjahit dan industri pakaian jadi. Para wanita begitu antusias menerima begitu saja berbagai model busana baru yang diluncurkan di rumah-rumah mode ini, agar dianggap sebagai orang nomor satu dalam mengikuti fashion dan memakai busana yang paling mewah.
5.      Peran para musuh islam dan jilbab secara khusus yang menempuh berbagai cara dalam upaya memberikan citra positif terhadap wanita yang tidak berjilbab, bahwa ia wanita modern berbudayadan generasi masa kini. Mengeksploitasi wanita tak berjilbab dalam berbagai program promosi dan iklan untuk meraih keuntungan materi baik lewat layar kaca, koran atau majalah dengan penampilan yang mampu melumpuhkan kesadaran wanita dan menyihir hati mereka yang hampa serta akal mereka yang linglung. Akibatnya, mereka menyukai tabarruj dan membenci hijab.
6.      Mandulnya tugas laki-laki dalam membimbing istri dan anak-anak perempuannya. Sehingga banyak rumah tangga yang tak lagi memiliki figur pemimpin yang bertakwa kepada Allah dalam urusan “rakyatnya”.


Referensi:
Muhammad Syarif Isham, 2004, Saat Jilbab Terasa Berat, Semanggi:WIP (Wacana Ilmiah Press)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar