Beberapa Faktor Penting yang menyebabkan wanita bertabarruj (Memamerkan Diri)
Pengertian jilbab tidak terpaku pada
nama, jenis dan tidak pula warnanya. Jilbab adalah setiap baju yang dikenakan
wanita untuk menutupi seluruh tempat-tempat perhiasan. Berjilbab lebih dari
sekedar mengenakan kerudung yang bisa menutupi dada, karena jilbab bisa memuat
seluruh tubuh wanita dan menyembunyikan semua perhiasan yang menempel
diraganya, atau menggambarkan body tubuhnya. Sebab itu, busana yang
menggambarkan lekuk tubuh haram ia kenakan di hadapan lelaki asing.
Wajib wanita mengenakan jilbab
syar’i saat ia telah menginjak usia baligh, maka haram baginya bertabarruj.
Kata tabarruj bila diperuntukkan
wanita, memiliki tiga pengertian:
a.
Menampakkan
wajah dan kemolekan tubuh pada laki-laki asing.
b.
Menampakkan
keindahan perhiasan dan busana
c.
Memamerkan
diri dengan berjalan lenggak-lenggok dan sombong.
Sedang tren tabarruj dan menampakkan perhiasan serta emas yang
sangat digemari para wanita jaman ini, mereka keluar rumah dalam keadaan
menimbulkan fitnah dan terkena fitnah, membuka kepala, leher, betis atau
lengan. Itu termasuk tindak kemungkaran terbesar dan menyelisihi syariat, pun
mengundang kemungkaraan, hukuman dan turunnya siksa Allah.
Secara umum, perhiasan memiliki tiga pengertian:
Ø Pakaian yang indah
Ø Perhiasan (emas, permata, dll)
Ø Segala yang dikenakan wanita untuk memperindah kepala, wajah dan
organ-organ tubuh lain yang pada zaman ini lebih populer dengan sebutan “make
up”.
Ketiga jenis ini termasuk perhiasan wanita yang tidak boleh di
perlihatkan pada kaum laki-laki selain yang dikecualikan Allah.
Beberapa faktor penting yang menyebabkan Wanita bertabarruj
1.
Tiadanya
rasa takut kepada Allah. Manakalah wanita kembali menyandang busana takwa
kepada Allah, berhenti dari semua larangan dan batasan-Nya serta ridak
mendekatinya, kemudian menepati perintah-perinyah-Nya dengan melaksanakannya
niscaya semua itu sanggup mengantarkannya pada akhlak malu dan iffah.
2.
Membeo
dan mengikuti model busana yang datang dari bangsa barat dan timur. Sangat
ironis, banyak kaum muslimat yang mencap sikap tidak menirudunia fashion wanita
kafir dan munafik sebagai keterbelakangan dan ketertinggalan jaman.
3.
Semangat
kompetisi di antara wanita-wanita muslimah dalam mengikuti perkembangan fashion
dan memakai mode pakaian paling mutakhir.
4.
Tersedianya
beraneka ragam model dalam dunia seni jahit-menjahit dan industri pakaian jadi.
Para wanita begitu antusias menerima begitu saja berbagai model busana baru
yang diluncurkan di rumah-rumah mode ini, agar dianggap sebagai orang nomor
satu dalam mengikuti fashion dan memakai busana yang paling mewah.
5.
Peran
para musuh islam dan jilbab secara khusus yang menempuh berbagai cara dalam
upaya memberikan citra positif terhadap wanita yang tidak berjilbab, bahwa ia wanita
modern berbudayadan generasi masa kini. Mengeksploitasi wanita tak berjilbab
dalam berbagai program promosi dan iklan untuk meraih keuntungan materi baik
lewat layar kaca, koran atau majalah dengan penampilan yang mampu melumpuhkan
kesadaran wanita dan menyihir hati mereka yang hampa serta akal mereka yang
linglung. Akibatnya, mereka menyukai tabarruj dan membenci hijab.
6.
Mandulnya
tugas laki-laki dalam membimbing istri dan anak-anak perempuannya. Sehingga
banyak rumah tangga yang tak lagi memiliki figur pemimpin yang bertakwa kepada
Allah dalam urusan “rakyatnya”.
Referensi:
Muhammad Syarif Isham, 2004, Saat Jilbab Terasa Berat, Semanggi:WIP (Wacana Ilmiah Press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar